Senin, 06 April 2009

Dahsyatnya Perang Hazab (perang Khandak)


Pasukan multinasional yang terdiri dari Kaum Musyrikin dari Mekah dilengkapi dengan Kaum Yahudi di Jazirah Arab telah bertekad untuk menghabisi Umat Islam sekali dan selamanya. Setelah kekalahan Perang Badar dan ketidakberhasilan Perang Uhud, Kaum Musyrikin masygul hatinya. Menyaksikan Islam berkembang dengan cepat, kegeraman dari para penyembah berhala Latta dan Uzza ini semakin tinggi.


Bujukan Yahudi untuk melakukan koalisi multi suku untuk menghabisi pangkalan umat Islam di Medinah menyebabkan semangat kaum Musyrikin bangkit lagi. Abu Sofyan langsung memimpin pasukan koalisi ini untuk menyerang habis-habisan benteng umat Islam.

Menurut catatan sejarah, Perang yang terjadi pada tahun kelima Hijriyah pada bulan Syawal. Di tengah panen yang tidak menguntungkan dan Medinah dalam kondisi minus pangan, umat Islam harus menghadapi perjuangan mati dan hidup.

Bayangkan saja, pasukan koalisi ini telah berhasil mengumpulkan balatentara sampai 10.000 personil termasuk didalamnya pasukan berkuda dan artileri. Kita bisa menggambarkan bagaimana persiapan logistik dari seluruh suku yang memusuhi Islam menempuh perjalanan jauh antara lain dari Mekkah yang bisa berlangsung lebih dari dua minggu perjalanan berkuda dan unta.

Menghadapi kekuatan luar biasa kaum musyrikin ini, Rasulullah SAW bermusyawarah. Terkumpul kekuatan 3000 personil prajurit. Namun bisakah 3000 ini berhadapan frontal melawan 10.000. Perhitungan rasional mungkin sulit. Umat Islam tidak mau hanya mengandalkan keberanian tetapi juga taktik dan strategi yang jitu. Umat Islam memutuskan tidak menghadang mereka di luar Medinah.

Akhirnya berkat ide Salman Al Farisi maka bagian yang rawan dari Medinah dibuatkan parit yang lebar sehingga pasukan berkuda menjadi tidak efektif dan parit juga menutupi seluruh bagian yang bisa dilalui dengan mudah kecuali di pegunungan dan perkebunan kurma.

Hampir satu bulan pasukan multi suku ini mengepung umat Islam tanpa berhasil menaklukkan Meddinah. Usaha penyerangan menjadi sia-sia karena dapat dipatahkan umat Islam yang melepaskan panah dari seberang parit kepada siapa yang mendekat. Kita bisa membayangkan bagaimana dalam waktu sekitar satu bulan ini, pasukan koalisi berfikir keras untuk menembus benteng parit ini. Kalkulasi mereka akhirnya gagal menaklukan Medinah.

Beberapa pelajaran antara lain:

1. Menghadapi pasukan besar, kuat, canggih teknologi, umat Islam harus berfikir kreatif, tidak frontal.

2. Inovasi baru yang diperkenalkan Salman dari Iran mengharuskan umat Islam sekarang meminjam teknologi dan bantuan pengetahuan dari umat yang lain.

3. Kekompakan umat Islam dalam membangun parit simbol semangat persatuan.

4. Soliditas umat menjadikan kekuatan 10.000 tentara yang siap temput tidak berdaya.

5. Pengkhianat dari umat Yahudi akhrinya dihukum. Hati-hati terhadap tusukan dari belakang.

www.oasetarbiyah.com

Selengkapnya »»

Minggu, 05 April 2009

Mimpi Hari Ini Adalah Kenyataan Hari Esok


Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna
----

Saudaraku,

Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.


Allah swt. berfirman,
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman serta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (Al-Qashash: 5-6)

Putaran waktu akan memperlihatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan, dan kedamaian, yang dapat menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Setelah itu tibalah giliran kita untuk memimpin dunia, karena bumi tetap akan berputar dan kejayaan itu akan kembali kepada kita. Hanya Allah-lah harapan kita satu-satunya.

Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.

Kita memang harus menunggu putaran waktu itu, tetapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berbuat dan terus melangkah, karena kita memang tidak mengenal kata "berhenti" dalam berjihad.

Allah swt. berfirman,
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. "(Al-Ankabut: 69)

Hanya Allah-lah Dzat yang Maha Agung, bagi-Nya segala puji.


----

Selengkapnya »»